Sragen - PLN Electricity Services (PLN ES) bersama Laznas Yatim Mandiri selaku kolaborator, melaksanakan Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Electrifying Agriculture di Desa Jatibatur, Gemolong, Kabupaten Sragen. Program ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan daerah melalui modernisasi sektor pertanian berbasis kelistrikan.
Bantuan TJSL yang disalurkan berupa pembangunan gudang, penyediaan infrastruktur listrik, serta alat dan mesin pertanian (alsintan) berbasis listrik, yakni mesin pengering dan penggilingan gabah, serta dan mesin seed cleaner padi. Program ini juga dilengkapi dengan pelatihan, pendampingan rutin, dan akses permodalan untuk para petani.
Direktur Utama PLN Electricity Services, Susiana Mutia dalam sambutannya, menegaskan komitmen PLN ES dalam mendukung kemajuan ekonomi desa.
“Ketika listrik hadir, peluang terbuka. Ketika listrik menyala, masa depan ikut menyala. Hari ini, melalui program Electrifying Agriculture, kami membuktikan bahwa listrik dapat menjadi kekuatan besar yang mengubah cara bertani, meningkatkan hasil panen, dan mendorong peningkatan ekonomi desa,” kata Susi.
Intervensi yang dilakukan PLN ES pada program TJSL Electrifying Agriculture Mendukung Ketahanan Pangan Nasional ini dapat meningkatkan produktivitas gabah petani hingga 40%, dari kondisi sebelumnya 5 ton/ha menjadi 7 ton/ha. Selain itu, harga jual gabah petani juga diharapkan meningkat dari Rp5.500/kg menjadi Rp7.800/kg.
Wakil Bupati Sragen, H. Suroto, yang hadir dalam acara tersebut, memberikan apresiasi atas terlaksananya program ini di Kabupaten Sragen.
“Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada PLN Electricity Services dan mitra kolaboratornya yakni Yatim Mandiri. Kolaborasi ini sangat berarti untuk kemajuan dan kesejahteraan para petani di Kabupaten Sragen. Dukungan fasilitas alsintan berbasis listrik akan menjadi solusi atas masalah cuaca yang sering merugikan petani kami, serta menjaga kualitas panen. Program ini adalah lompatan besar bagi ketahanan pangan daerah,” ungkap Suroto.
Selain intervensi pada alsintan, program TJSL PLN ES ini juga membangun gudang yang berfungsi menjaga kualitas gabah sebelum diolah, sehingga mempercepat pemasaran dan meningkatkan harga jual.
Ketua kelompok tani Sediyo Maju, Samin optimis bahwa program TJSL dari PLN ES ini akan menjamin masa depan pertanian di desa Jatibatur.
“Kami sangat bersyukur atas bantuan dan fasilitas yang diberikan. Selama ini, kami sering rugi besar karena hujan saat musim panen, membuat gabah kami rusak. Dengan mesin pengering listrik ini, kami tidak perlu lagi khawatir. Selain itu, pendampingan rutin dan akses modal yang diberikan akan membantu kami mengelola pertanian dengan lebih modern dan profesional, menjadikan kami petani yang lebih maju dan mandiri,” tutur Samin.
PLN ES berkomitmen untuk terus memperluas dampak sosial melalui program TJSL yang tepat sasaran dan siap berkolaborasi lebih jauh untuk modernisasi pertanian berbasis kelistrikan di daerah lain.