Bulog

Bulog Gandeng BUMN Karya Percepat Pembangunan 100 Gudang Baru

Bulog Gandeng BUMN Karya Percepat Pembangunan 100 Gudang Baru
Bulog Gandeng BUMN Karya Percepat Pembangunan 100 Gudang Baru

JAKARTA - Perum Bulog bergerak memperkuat ketahanan pangan nasional dengan membangun 100 gudang baru yang akan melibatkan BUMN Karya.

Langkah ini diambil untuk memastikan proses konstruksi berjalan cepat, efisien, dan memenuhi standar kualitas penyimpanan pangan, sekaligus menjangkau wilayah tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan (3TP).

Kolaborasi BUMN untuk Pembangunan Gudang Strategis

Direktur Utama Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, menegaskan bahwa keterlibatan BUMN Karya mencerminkan semangat “dari negara untuk negara”, di mana proyek strategis nasional dikerjakan oleh entitas milik negara demi kepentingan masyarakat luas.

“Oh pasti (melibatkan BUMN). Karena kita dari BUMN pasti ya akan kita prioritaskan adalah teman-teman BUMN Karya (yang) akan mengerjakan,” kata Rizal seusai penandatanganan Surat Keputusan Bersama (SKB) Percepatan Pembangunan Gudang Bulog di Kantor Kemenko Pangan Jakarta.

Rizal menambahkan bahwa prinsip kolaborasi ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga memastikan setiap gudang yang dibangun memiliki kualitas optimal untuk menyimpan pangan nasional.

Pengawasan dan Standar Kualitas Gudang

Bulog akan menjalankan fungsi supervisi dalam pembangunan untuk memastikan seluruh gudang memenuhi standar kelayakan, efisiensi, dan kualitas penyimpanan. Sistem pengawasan ini menjadi penting agar gudang-gudang yang dibangun dapat beroperasi maksimal dan mendukung distribusi pangan secara merata.

Meskipun BUMN Karya akan menjadi mitra utama, Rizal menyebut pihaknya masih menunggu koordinasi lebih lanjut dan izin dari Menteri BUMN sebelum penentuan final pihak yang membangun dimulai. “Wah kita belum putus. Kita belum kumpul, nanti kita kumpulin,” ujarnya.

Anggaran dan Target Pembangunan

Rencana pembangunan 100 gudang baru ini menggunakan anggaran sebesar Rp5 triliun. Proyek ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang Bulog untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, termasuk di daerah 3TP yang selama ini menghadapi keterbatasan fasilitas penyimpanan.

Beberapa gudang akan dilengkapi dengan fasilitas Rice Milling Unit (RMU) dan pengering (dryer) untuk wilayah sentra pangan, sementara gudang di daerah non-produksi akan dibangun lebih sederhana sesuai kebutuhan lokal.

“Kayak di kepulauan-kepulauan itu kan dia tidak ada sentra produksi pangannya, jadi hanya gudang saja. Namun kalau yang wilayahnya punya sentra produksi pangan itu dilengkapi dengan RMU, dryer, dan lain sebagainya,” jelas Rizal.

Kapasitas Gudang yang Variatif

Setiap gudang akan memiliki kapasitas berbeda-beda, mulai dari 1.000 ton hingga 7.000 ton, menyesuaikan potensi daerah dan luas lahan persawahan masing-masing wilayah. Target Bulog adalah seluruh gudang rampung dalam waktu satu tahun ke depan agar dapat menampung hasil panen tahun 2026.

“Dengan harapan panen raya di 2026 nanti itu sudah ada gudang yang bisa menampung serapan gabah yang ada panen di tahun 2026 nanti,” kata Rizal.

Manfaat Strategis Bagi Ketahanan Pangan

Pembangunan gudang baru ini tidak hanya meningkatkan kapasitas penyimpanan, tetapi juga memperkuat distribusi pangan ke seluruh Indonesia. Dengan infrastruktur yang lebih memadai, Bulog dapat memastikan stok pangan tetap aman, distribusi lebih lancar, dan penyaluran bantuan pangan ke masyarakat lebih efisien.

Selain itu, gudang-gudang ini mendukung stabilitas harga bahan pokok dan mengurangi risiko kerusakan pangan akibat penyimpanan yang kurang optimal. Infrastruktur modern ini juga mempermudah koordinasi logistik antara pusat dan daerah, sehingga seluruh wilayah memiliki akses yang lebih baik terhadap kebutuhan pangan.

Perum Bulog memastikan pembangunan 100 gudang baru melibatkan BUMN Karya sebagai mitra strategis. Proyek ini menggunakan anggaran Rp5 triliun dan bertujuan memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama di wilayah 3TP. 

Dengan kapasitas yang bervariasi dan fasilitas yang sesuai kebutuhan lokal, gudang-gudang baru ini diharapkan mendukung serapan hasil panen 2026, distribusi pangan lebih efisien, dan memberikan manfaat maksimal bagi masyarakat. Kolaborasi BUMN ini menjadi contoh nyata prinsip “dari negara untuk negara” dalam memperkuat sistem logistik dan penyimpanan pangan nasional.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index