IHSG

Prediksi IHSG Hari Ini 10 November 2025 dan Rekomendasi Saham Terbaik Investor

Prediksi IHSG Hari Ini 10 November 2025 dan Rekomendasi Saham Terbaik Investor
Prediksi IHSG Hari Ini 10 November 2025 dan Rekomendasi Saham Terbaik Investor

JAKARTA — Pasar saham domestik membuka pekan ini dengan tren berhati-hati, seiring IHSG diperkirakan memasuki fase konsolidasi. 

Meskipun demikian, potensi untuk mencetak rekor baru tetap terbuka, terutama dengan beberapa katalis positif dari sektor teknologi dan finansial digital. Investor perlu memantau pergerakan indeks serta memilih saham yang tepat agar peluang keuntungan tetap optimal.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Hari Rachmansyah, menilai secara global pasar bergerak hati-hati akibat ketidakpastian arah kebijakan The Fed dan rilis data ekonomi Amerika Serikat. 

Sementara dari sisi domestik, pelaku pasar akan mencermati kebijakan pemerintah terkait pengawasan rokok ilegal dan cukai hasil tembakau, yang dapat memengaruhi sektor konsumsi. "Secara teknikal, IHSG diprediksi bergerak di range 8.260–8.620 pekan ini, dengan tren sideways menguat terbatas," ujarnya melalui riset tertulisnya.

Selain itu, ada dua katalis potensial yang bisa mendorong sentimen positif. Pertama, kepastian rumor IPO Superbank yang dikabarkan berlangsung November ini. Kedua, isu merger Grab dan Goto yang kali ini melibatkan Danantara sebagai pihak strategis. Kedua isu tersebut berpotensi menjadi penggerak pasar, terutama sektor teknologi dan finansial digital.

Indo Premier Sekuritas merekomendasikan strategi buy on weakness dengan fokus pada tiga sektor defensif:

Perbankan – masih menarik akumulasi asing dengan fundamental solid.

Konsumsi – didukung daya beli masyarakat yang relatif stabil.

Infrastruktur – mendapat sorotan seiring program pemerintah.

“Investor sebaiknya tetap fokus pada saham berfundamental kuat sambil mencermati sentimen makro dan global,” tambah Hari.

Pekan lalu, IHSG mencatat rekor tertinggi di level 8.394, ditopang aksi beli bersih investor asing senilai Rp3,3 triliun dan data ekonomi domestik yang solid. Pencapaian ini terjadi meski Wall Street mengalami koreksi akibat kekhawatiran valuasi saham teknologi terkait AI. “Pasar Indonesia menunjukkan resiliensi yang kuat. Investor asing menilai valuasi saham masih atraktif, didukung pertumbuhan Produk Domestik Bruto 5,04% dan inflasi terkendali di 2,86%,” jelas Hari.

Dana asing mengalir dominan ke sektor perbankan dan telekomunikasi, terbantu oleh sentimen rebalancing indeks MSCI. Hal ini menjadi salah satu faktor utama masuknya modal asing selain fundamental ekonomi domestik yang tetap solid.

Sementara itu, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, M. Nafan Aji Gusta, menjelaskan secara teknikal IHSG telah melampaui target wave V di level 8.390. Berdasarkan indikator MACD yang membentuk golden cross dan stochastic RSI mendekati area overbought, potensi profit taking cukup besar. Namun, jika reli indeks masih berada di level 70, peluang naik ke level 80 atau 90 masih ada, menandakan pasar masih bullish.

Sejarah 25 tahun terakhir menunjukkan IHSG cenderung bergerak positif pada bulan November–Desember, apalagi kali ini didukung fundamental ekonomi nasional, termasuk pertumbuhan GDP 5,04% yang lebih tinggi dibandingkan full year 2024.

Phintraco Sekuritas menilai IHSG masih berada dalam tren bullish jangka menengah-panjang dengan peluang menguji level 8.400–8.450 selama mampu bertahan di rentang 8.250–8.300. Dari global, Wall Street melemah pekan lalu karena kekhawatiran valuasi saham teknologi dan government shutdown AS yang berkepanjangan. Penurunan indeks Michigan Consumer Sentiment dan penguatan harga emas di atas US$4.000 per troy ounce menambah ketidakpastian pasar.

Rekomendasi Saham Pekan Ini (10 November 2025)

Berikut daftar saham yang direkomendasikan oleh analis untuk trader dan investor:

Indo Premier Sekuritas (Buy on Weakness):

BBCA (Bank Central Asia) – didukung akumulasi asing dan tren teknikal positif.

TLKM (Telkom Indonesia) – sektor telekomunikasi dengan fundamental kuat.

EMTK (Elang Mahkota Teknologi) – teknologi dan media digital.

Phintraco Sekuritas:

ARTO (Artos Indonesia) – sektor fintech potensial.

WIFI (PT WiFi Indonesia) – sektor teknologi.

ASII (Astra International) – sektor otomotif dan infrastruktur.

ADRO (Adaro Energy) – sektor energi dan komoditas.

TOBA (Toba Bara Sejahtera) – sektor komoditas.

BRPT (Barito Pacific) – sektor industri dan energi.

MNC Sekuritas:

ADRO (Adaro Energy) – saham komoditas yang masih menarik.

CUAN (Cuan) – saham teknologi dengan likuiditas tinggi.

CMRY (Cemindo) – sektor industri.

UNVR (Unilever Indonesia) – saham konsumer defensif.

Selain saham, investor juga disarankan mempertimbangkan obligasi seperti PBS38 dan PBS3, tergantung profil risiko dan tenor yang diinginkan.

Di sisi regulasi, OJK menjatuhkan sanksi administratif di pasar modal, derivatif keuangan, dan bursa karbon pada Oktober 2025. Total denda mencapai Rp2,415 miliar kepada 10 pihak, selain lima peringatan tertulis dan dua perintah tertulis. Sepanjang Januari–Oktober 2025, OJK telah menjatuhkan denda Rp27,8728 miliar kepada 60 pihak dan pencabutan izin usaha serta izin perseorangan untuk beberapa pelaku pasar.

Secara keseluruhan, IHSG diperkirakan bergerak dengan volatilitas moderat pekan ini. Investor dianjurkan untuk tetap memantau perkembangan sentimen makro, aksi investor asing, dan laporan keuangan emiten untuk menentukan strategi investasi yang optimal. Dengan rekomendasi saham di atas, investor dapat lebih fokus pada pilihan yang memiliki potensi pertumbuhan dan tren teknikal positif.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index