JAKARTA - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Brian Yuliarto mengumumkan rencana baru yang akan mewajibkan mahasiswa di perguruan tinggi untuk mempelajari mata kuliah koperasi. Kebijakan ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam memperkuat peran koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi nasional.
“Kami ingin memasukkan nilai-nilai koperasi dalam beberapa mata kuliah wajib di perguruan tinggi, termasuk ekonomi Pancasila,” ujar Brian usai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Koperasi Ferry Juliantono dan sejumlah menteri lain di Kantor Kementerian Koperasi (Kemenkop), Jakarta, Selasa, 23 Desember 2025.
Hidupkan Kembali Koperasi Mahasiswa dan Universitas
Kerja sama antara Kemendikti Saintek dan Kementerian Koperasi ini diharapkan dapat menghidupkan kembali koperasi mahasiswa (kopma) dan koperasi universitas sebagai percontohan bagi lahirnya koperasi-koperasi baru di berbagai daerah. Program ini juga sejalan dengan penguatan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih sebagai motor penggerak ekonomi rakyat di tingkat lokal.
Selain itu, Kemendikti Saintek mendorong kolaborasi antara program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik maupun kegiatan universitas lainnya dengan Kopdes Merah Putih. Langkah ini diharapkan memungkinkan mahasiswa tingkat akhir dan dosen untuk berperan sebagai pendamping koperasi di berbagai daerah. Dengan demikian, pembelajaran koperasi tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga praktis dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Kegiatan Kolaboratif yang Positif
Brian optimistis langkah ini akan menjadi kegiatan kolaboratif yang positif dan memperkuat koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan, mengingat saat ini Indonesia memiliki lebih dari 4.000 kampus yang tersebar di seluruh wilayah. Melalui integrasi koperasi dalam kurikulum, mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami konsep ekonomi, tetapi juga mengaplikasikan nilai-nilai koperasi dalam kegiatan nyata di masyarakat.
Pemanfaatan Riset dan Inovasi untuk Koperasi
Menteri Koperasi Ferry Juliantono menambahkan bahwa kerja sama dengan Kemendikti Saintek juga difokuskan pada pemanfaatan hasil riset dan inovasi untuk pengembangan koperasi. Hal ini termasuk mendorong kembalinya koperasi mahasiswa serta integrasi KKN tematik untuk pendampingan koperasi desa.
“Kami ingin agar ada kegiatan KKN yang dibuat tematik untuk melakukan pendampingan dan pembinaan koperasi desa,” ujar Ferry. Pendekatan ini diharapkan dapat memadukan keahlian akademik dengan kebutuhan riil masyarakat, sehingga koperasi dapat berkembang lebih produktif dan berkelanjutan.
Memperkuat Pilar Ekonomi Kerakyatan
Program ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam pengembangan koperasi. Dengan mahasiswa sebagai agen perubahan, nilai-nilai koperasi dapat diterapkan secara praktis, mendorong inovasi, dan memperkuat ekonomi kerakyatan. Selain itu, integrasi koperasi dalam kurikulum juga diharapkan menciptakan pemahaman lebih mendalam mengenai pentingnya koperasi sebagai salah satu pilar perekonomian nasional.
KKN Tematik sebagai Sarana Pembelajaran Praktis
Kegiatan KKN tematik akan menjadi sarana strategis untuk memperluas jangkauan program ini. Mahasiswa tidak hanya belajar teori koperasi di kelas, tetapi juga langsung terlibat dalam pembinaan dan pendampingan koperasi di desa. Dengan demikian, proses pembelajaran menjadi lebih aplikatif dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sekitar.
Selain itu, KKN tematik juga dapat menjadi wadah untuk menguji hasil riset dan inovasi mahasiswa dalam pengembangan koperasi. Konsep ini memungkinkan perguruan tinggi berperan aktif dalam memperkuat ekonomi lokal sekaligus menyiapkan generasi muda yang memahami dan menerapkan nilai-nilai koperasi.
Dampak Positif bagi Mahasiswa dan Masyarakat
Implementasi mata kuliah koperasi akan memberikan manfaat ganda. Bagi mahasiswa, mereka memperoleh pemahaman praktis tentang pengelolaan ekonomi berbasis kolektif. Bagi masyarakat, keberadaan mahasiswa sebagai pendamping koperasi meningkatkan kapasitas koperasi lokal untuk berkembang lebih profesional dan produktif.
Dengan keterlibatan aktif mahasiswa dan dosen dalam kegiatan koperasi, program ini diharapkan menjadi model pembelajaran yang tidak hanya meningkatkan kapasitas individu, tetapi juga memperkuat jaringan ekonomi masyarakat.
Langkah Strategis untuk Masa Depan Koperasi
Rencana ini menegaskan komitmen pemerintah dalam membangun sistem pendidikan tinggi yang relevan dengan kebutuhan pembangunan nasional. Dengan memasukkan koperasi sebagai bagian dari kurikulum wajib, pemerintah berharap akan lahir generasi mahasiswa yang sadar akan peran koperasi dalam pembangunan ekonomi, sekaligus mampu menerapkan nilai-nilai gotong royong dan kemandirian ekonomi.
Secara keseluruhan, kebijakan ini menunjukkan bahwa penguatan koperasi bukan sekadar isu ekonomi, tetapi juga pendidikan dan pembangunan karakter mahasiswa. Kolaborasi antara Kemendikti Saintek, Kementerian Koperasi, dan perguruan tinggi di seluruh Indonesia diharapkan dapat menciptakan dampak yang luas dan berkelanjutan bagi perekonomian nasional.