Keluarga Marsinah Undang Kapolri Ziarah ke Makam Pejuang Buruh Nasional

Selasa, 11 November 2025 | 15:51:26 WIB
Keluarga Marsinah Undang Kapolri Ziarah ke Makam Pejuang Buruh Nasional

JAKARTA - Keluarga tokoh buruh nasional, Marsinah, mengundang Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk berziarah ke makam adik mereka di Nganjuk, Jawa Timur. 

Undangan itu disampaikan langsung oleh kakak Marsinah, Marsini, dalam pertemuan di Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Senin, 10 November 2025. Pertemuan tersebut menjadi momen penting dalam mempererat hubungan antara Polri dan kalangan buruh, sejalan dengan semangat perjuangan kemanusiaan yang dulu diperjuangkan oleh Marsinah.

Marsini menyampaikan undangan itu dengan penuh rasa hormat dan haru. Ia juga berharap kunjungan tersebut dapat menjadi simbol penghargaan terhadap perjuangan kaum buruh Indonesia yang selama ini diwakili oleh sosok Marsinah.

“Bapak Kapolri, saya undang berziarah dan berkunjung ke Nganjuk bersama Pak Andi Gani yang ingin membuatkan museum dan rumah singgah Ibu Marsinah di Nganjuk,” ujar Marsini dalam konferensi pers didampingi Kapolri.

Undangan ziarah tersebut juga melibatkan Penasihat Kapolri, Andi Gani Nena Wea, yang dikenal aktif memperjuangkan hak-hak buruh di Indonesia. Menurut Marsini, Andi Gani memiliki rencana untuk membangun museum dan rumah singgah atas nama Marsinah sebagai bentuk penghargaan atas jasa dan keteladanan adiknya.

Marsini Sebut Kapolri Peduli dan Melindungi Kaum Buruh

Dalam kesempatan itu, Marsini menilai Kapolri Jenderal Listyo Sigit sebagai sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kesejahteraan pekerja. Ia menyampaikan rasa bangga karena Kapolri dinilai melanjutkan semangat perjuangan Marsinah dalam membela kaum buruh.

“Bapak Kapolri, kami, kakak Marsinah, merasa bangga Bapak Kapolri peduli kepada buruh dan melindungi buruh seperti yang diperjuangkan adik kami, Ibu Marsinah,” tuturnya.

Keluarga Marsinah juga menyoroti perhatian Kapolri terhadap buruh yang menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK). Mereka menilai kebijakan Polri yang memberikan ruang advokasi melalui Desk Ketenagakerjaan merupakan langkah nyata dalam melindungi hak-hak pekerja di Indonesia.

“Bapak Kapolri mengurus yang korban PHK, juga peduli kesejahteraannya,” tambah Marsini.

Polri Perkuat Kolaborasi dengan Buruh Lewat Desk Ketenagakerjaan

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit menerima kunjungan Sekretaris Jenderal International Trade Union Confederation (ITUC), Luc Triangle, di Mabes Polri. Dalam pertemuan itu, Kapolri menegaskan bahwa Polri akan terus memperkuat peran Desk Ketenagakerjaan sebagai wadah kolaborasi antara aparat keamanan dan serikat buruh dalam memperjuangkan kesejahteraan pekerja.

Desk Ketenagakerjaan Polri dibentuk sebagai upaya strategis dalam merespons berbagai persoalan ketenagakerjaan di Indonesia, termasuk kasus PHK massal, perselisihan hubungan industrial, hingga perlindungan terhadap hak-hak buruh migran.

“Kami selalu berkoordinasi dengan mitra-mitra untuk mencarikan job atau tempat pekerjaan baru bagi teman-teman buruh yang kemungkinan ada yang terdampak PHK untuk bisa mendapatkan tempat bekerja yang baru, tentunya dengan syarat-syarat dan kemampuan yang dimiliki,” ujar Kapolri.

Langkah tersebut dinilai selaras dengan semangat perjuangan Marsinah yang dikenal gigih memperjuangkan hak-hak pekerja pabrik pada masa hidupnya. Kini, perjuangan itu terus dihidupkan dalam berbagai bentuk kerja sama dan kebijakan pemerintah yang berpihak pada pekerja.

Museum dan Rumah Singgah Marsinah Segera Dibangun di Nganjuk

Rencana pembangunan museum dan rumah singgah Marsinah di Nganjuk menjadi salah satu agenda penting yang dibahas dalam pertemuan keluarga dengan Kapolri. Andi Gani Nena Wea, yang dikenal sebagai tokoh buruh nasional dan penasihat Kapolri, disebut berinisiatif untuk merealisasikan pembangunan tersebut sebagai bentuk penghormatan atas jasa Marsinah terhadap perjuangan buruh Indonesia.

Marsini berharap museum itu nantinya menjadi tempat edukasi dan refleksi perjuangan hak asasi manusia, terutama bagi generasi muda.
Menurutnya, museum dan rumah singgah itu bukan hanya untuk mengenang sosok Marsinah, tetapi juga sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan penindasan terhadap kaum pekerja.

“Kami ingin perjuangan adik kami tidak dilupakan. Semoga museum dan rumah singgah itu bisa menginspirasi banyak orang untuk terus memperjuangkan keadilan,” kata Marsini.

Marsinah, Simbol Perjuangan Buruh dan Kemanusiaan

Marsinah dikenal sebagai buruh pabrik asal Nganjuk, Jawa Timur, yang tewas secara tragis pada 1993 setelah memperjuangkan hak-hak buruh di tempatnya bekerja. Namanya kemudian menjadi simbol perjuangan keadilan dan kemanusiaan bagi kaum pekerja Indonesia.

Kini, setelah Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025, perjuangannya semakin diakui secara resmi oleh negara. Pengakuan tersebut menjadi bentuk penghormatan terhadap nilai-nilai keadilan sosial yang telah diperjuangkan oleh Marsinah semasa hidupnya.

Keluarga Marsinah berharap langkah Polri dan pemerintah dalam memperkuat hubungan dengan kalangan buruh akan membawa perubahan positif bagi kesejahteraan pekerja di seluruh Indonesia. Mereka juga berharap nilai-nilai yang diperjuangkan Marsinah terus hidup di hati masyarakat, khususnya para buruh perempuan yang kini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga.

Terkini