JAKARTA – Keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi Indonesia menunjukkan tren positif pada Oktober 2025.
Bank Indonesia (BI) melaporkan Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) mencapai 109,1, meningkat dibanding 102,7 pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini menandakan ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian semakin menguat, khususnya dalam hal pendapatan, konsumsi barang tahan lama, dan persepsi terhadap ketersediaan lapangan kerja.
Menurut survei BI, seluruh komponen pembentuk IKE mengalami kenaikan signifikan. Indeks Penghasilan Saat Ini (IPSI) tercatat 117,1, naik dari 112,9; Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (IPDG) meningkat menjadi 107,5 dari 103,2; dan Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (IKLK) naik tajam menjadi 102,6 dari 92,0 bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan optimisme konsumen tidak hanya terbatas pada satu aspek, melainkan merata di berbagai indikator ekonomi utama.
Peningkatan IKE Terjadi di Sebagian Besar Kota
Secara spasial, sebagian besar kota besar di Indonesia mencatatkan kenaikan IKE. Kota-kota seperti Medan, Padang, dan Pontianak menjadi wilayah yang menunjukkan peningkatan signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa optimisme konsumen bukan hanya bersifat nasional, tetapi juga terdistribusi merata di berbagai daerah, menandakan tren pemulihan ekonomi yang semakin luas.
“Secara spasial, sebagian besar kota mencatatkan peningkatan IKE, terutama di Medan, Padang, dan Pontianak,” demikian laporan BI.
Penghasilan Konsumen Menjadi Faktor Kunci
Secara umum, keyakinan konsumen terhadap penghasilan saat ini meningkat di seluruh kelompok responden. Berdasarkan kategori pengeluaran, konsumen dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta mencatat indeks tertinggi 122,7, diikuti oleh kelompok pengeluaran Rp 4,1 juta–Rp 5 juta dengan indeks 117,6. Data ini menunjukkan kelompok dengan daya beli lebih tinggi memiliki optimisme lebih kuat terhadap pendapatan dan kemampuan konsumsi mereka.
Namun, terdapat pengecualian pada kelompok usia 20–30 tahun, yang mencatat penurunan indeks IPSI menjadi 121,6. Meskipun tetap berada di zona optimis, penurunan ini mengindikasikan adanya tantangan atau ketidakpastian ekonomi yang dirasakan oleh kelompok muda, mungkin terkait pekerjaan atau kestabilan penghasilan.
Ketersediaan Lapangan Kerja Meningkat
Persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan kerja saat ini juga meningkat di seluruh kelompok usia dan pendidikan. Kelompok dengan pendidikan pascasarjana menunjukkan indeks tertinggi, mencerminkan persepsi positif mereka terhadap peluang kerja yang tersedia.
Sementara itu, kelompok pendidikan SMA mencatat perbaikan IKLK paling signifikan meski masih berada di zona pesimis dengan indeks 98,2. Di sisi usia, seluruh kelompok menunjukkan peningkatan IKLK, namun responden usia di atas 51 tahun masih berada di zona pesimis dengan indeks 91,1. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada tren positif, tantangan bagi tenaga kerja senior tetap menjadi perhatian bagi pengambil kebijakan.
Konsumsi Barang Tahan Lama Bergerak Beragam
Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (IPDG) menunjukkan dinamika yang beragam berdasarkan kelompok pengeluaran. Konsumen dengan pengeluaran kurang dari Rp 4 juta mencatatkan kenaikan indeks, sedangkan kelompok pengeluaran di atas Rp 4,1 juta justru mengalami penurunan.
Dari sisi usia, IPDG meningkat pada seluruh kelompok, dengan kelompok usia 20–30 tahun menunjukkan kenaikan tertinggi mencapai 112,8. Tren ini menegaskan bahwa konsumen muda mulai kembali aktif dalam pembelian barang tahan lama, yang menjadi indikator penting bagi pemulihan sektor manufaktur dan ritel.
Implikasi bagi Pemulihan Ekonomi
Kenaikan IKE Oktober 2025 mencerminkan optimisme konsumen yang semakin menguat di berbagai aspek ekonomi, termasuk pendapatan, belanja barang tahan lama, dan persepsi lapangan kerja. Hal ini menjadi sinyal positif bagi pemerintah dan pelaku usaha untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi menjelang akhir tahun.
Meskipun ada kelompok tertentu yang masih mencatat indeks pesimis, terutama usia di atas 50 tahun dan responden berpendidikan SMA, secara keseluruhan tren meningkat menunjukkan pemulihan ekonomi yang lebih inklusif. Ke depan, perhatian terhadap kelompok-kelompok ini perlu ditingkatkan melalui program dukungan pekerjaan, pelatihan, dan akses ke kesempatan usaha.
Optimisme Konsumen Mendorong Aktivitas Ekonomi
Dengan seluruh indikator yang bergerak positif, ekspektasi konsumen diyakini dapat mendorong konsumsi rumah tangga, investasi, dan kegiatan ekonomi lain. Bank Indonesia menekankan pentingnya menjaga stabilitas harga, penguatan daya beli masyarakat, serta percepatan penciptaan lapangan kerja agar tren positif ini berlanjut.
“Ekspektasi konsumen yang meningkat menjadi salah satu indikator penting bahwa masyarakat optimis terhadap ekonomi, dan ini dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan,” kata BI.
Kenaikan IKE Oktober 2025 menegaskan bahwa optimisme konsumen Indonesia sedang meningkat, menjadi fondasi penting bagi pemulihan ekonomi nasional yang lebih luas dan merata di berbagai lapisan masyarakat.