JAKARTA — Pemerintah terus memperkuat agenda hilirisasi di sektor pertanian untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) resmi menyiapkan investasi senilai Rp371 triliun yang akan difokuskan untuk pembangunan hilirisasi di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan hortikultura.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan bahwa investasi besar ini akan menjadi pendorong utama peningkatan nilai tambah produk-produk pertanian nasional. Program tersebut juga ditargetkan mampu menyerap sekitar 8 juta tenaga kerja baru di berbagai wilayah Indonesia.
“Total rencana Rp371 triliun kita investasi sektor pertanian, pangan, peternakan, hortikultura, dan perkebunan. Pra-FS (studi kelayakan) akan diselesaikan dalam waktu singkat dan diserahkan Danantara. Tadi kita sudah sepakati semua prinsipnya dan kita percepat,” ujar Amran.
Fokus Investasi pada Komoditas Unggulan
Amran menyampaikan bahwa sebagian besar investasi akan difokuskan untuk memperkuat hilirisasi di komoditas perkebunan unggulan seperti tebu, kakao, dan mete. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan nilai jual produk lokal dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Menurutnya, strategi hilirisasi menjadi kunci dalam mendorong peningkatan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat daya saing produk nasional di pasar global.
Ia mencontohkan keberhasilan program hilirisasi komoditas kelapa di beberapa daerah, termasuk Maluku Utara. Dulu, kelapa mentah hanya dijual dengan harga sekitar Rp600 per butir. Setelah dilakukan pengolahan di dalam negeri, nilainya melonjak hingga Rp3.500 per butir.
“Kalau dulu kelapa dijual mentah, nilainya kecil. Tapi setelah kita olah di dalam negeri, harganya bisa naik hingga 500 persen. Ke depan, dengan industri yang lebih besar, nilainya bisa meningkat 20 sampai 100 kali lipat,” jelasnya.
Amran menambahkan, peningkatan nilai tambah dari hasil hilirisasi bukan hanya berdampak pada peningkatan pendapatan petani, tetapi juga membuka peluang kerja baru di sektor industri pengolahan dan distribusi.
Dukungan Hilirisasi Peternakan dan Program Gizi Nasional
Selain investasi Rp371 triliun untuk sektor pertanian dan perkebunan, pemerintah juga menyiapkan tambahan investasi sebesar Rp20 triliun yang difokuskan untuk memperkuat sektor peternakan, khususnya dalam meningkatkan pasokan ayam dan telur nasional.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh pemerintah.
“Kita akan buat seluruh Indonesia untuk menyuplai Badan Gizi Nasional (BGN). Kita menyuplai, jangan sampai telur dan ayamnya ke depan shortage atau kekurangan. Jadi kita siapkan dari sekarang,” terang Amran.
Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara Kementerian Pertanian dan BPI Danantara akan memastikan pasokan pangan bergizi tetap stabil, terutama dalam menghadapi potensi fluktuasi produksi di masa mendatang.
Dampak Sosial dan Ekonomi Lebih Besar
CEO BPI Danantara Rosan Roeslani menilai, hilirisasi di sektor pertanian memiliki dampak sosial yang jauh lebih besar dibandingkan hilirisasi di sektor mineral. Menurutnya, investasi di sektor pertanian bersifat padat karya dan langsung menyentuh kehidupan masyarakat di pedesaan.
“Kalau hilirisasi mineral investasinya besar, tapi tenaga kerja yang terserap sedikit. Justru hilirisasi di bidang pertanian, perkebunan, dan peternakan ini jauh lebih tinggi dampaknya terhadap penciptaan lapangan pekerjaan. Ini yang akan kita akselerasi bersama,” kata Rosan.
Ia menjelaskan bahwa sektor pertanian memiliki keunggulan strategis karena melibatkan jutaan pelaku usaha kecil di daerah. Dengan memperkuat rantai nilai melalui hilirisasi, kesejahteraan petani dapat meningkat secara signifikan dan menciptakan efek ekonomi berlapis.
“Program ini bukan hanya meningkatkan nilai tambah produk, tapi juga memperluas kesempatan kerja dan mengurangi kesenjangan ekonomi di daerah,” tambahnya.
Kolaborasi Pemerintah dan BUMN Perkuat Eksekusi
Rosan juga mengungkapkan bahwa BPI Danantara bersama Kementerian Pertanian telah mengidentifikasi sejumlah proyek prioritas hilirisasi yang siap dieksekusi dalam waktu dekat. Untuk mempercepat pelaksanaan, beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan ditugaskan untuk berperan langsung dalam implementasi proyek-proyek tersebut.
“Kami dari Danantara akan men-support penuh dan ikut mengevaluasi setiap tahapan. Produk unggulan seperti kelapa dan kakao memiliki competitive advantage yang tinggi,” jelas Rosan.
Ia menambahkan, pelaksanaan proyek akan dilakukan secara cepat, masif, dan tepat sasaran, dengan memastikan keterlibatan petani kecil di seluruh rantai produksi.
“Karena itu, kita akan jalankan program ini secara cepat, masif, dan tepat sasaran, dengan melibatkan para petani kecil,” ujarnya.
Hilirisasi sebagai Pilar Kemandirian Ekonomi
Melalui investasi besar ini, pemerintah berharap hilirisasi sektor pertanian dapat menjadi pilar kemandirian ekonomi nasional. Hilirisasi dinilai bukan hanya meningkatkan ekspor bernilai tinggi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan nasional serta menciptakan lapangan kerja di daerah.
Dengan strategi yang terintegrasi antara pemerintah, BPI Danantara, dan pelaku usaha, Indonesia berpeluang menjadi pusat industri pertanian modern di kawasan Asia Tenggara.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman optimistis, langkah ini akan membawa perubahan besar bagi sektor pangan nasional. “Dengan investasi besar ini, kita ingin pastikan petani Indonesia lebih sejahtera, industri pangan kita tumbuh, dan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” pungkasnya.